SEARCH

OPINI ARSITEKTUR



Karya arsitektur adalah karya yang selalu fenomenal dari masa ke masa. Aliran-aliran arsitektur pun beraneka warna melebihi aneka warna aliran agama dan kepercayaan. Makanya tidak salah kalau warna peradaban akan selalu mengikut bersama warna arsitektur setiap masa.


Banyak orang beranggapan bahwa 'coretan' arsitektur adalah milik 'para arsitek' saja. Anggapan itu tidak sepenuhnya salah tetapi juga tak sepenuhnya benar. Rujukan karya-karya peradaban tak sedikit yang lahir justru dari para "hanya pemerhati" arsitektur.


Ringkasnya, lewat blog ini saya hanya ingin berbagi bersama khalayak ramai untuk menuangkan "pemikiran", "menggagas konsep", "mengkritik sosial", "me'reka','yasa", "membangkitkan lautan idealisme" dan  "membangun peradaban diri".


Sependapat atau tidak, semuanya ada di tangan anda. Yang jelas, coretan-coretan grafis sederhana akan selalu terbarukan di blog ini dan silakan ambil manfaatnya selama itu anda anggap bermanfaat. Pastinya blog ini tak mampu membangun peradaban, tetapi bukan tidak mungkin lewat goresan andalah pilar peradaban itu.


Saya berharap, hubungi saya di: mappis_24@yahoo.com kalau sekiranya ada hal-hal yang kurang berkenan. Dan jika anda dapat meraih manfaat, sebarkan ke semua kawan-kawan di jejaring sosial anda.


SEMOGA MAKIN TERASA MANFAATNYA


MAPPISARA TAHUDDIN

mappis_24@yahoo.com

5 KARYA ARSITEKTUR MASA DEPAN TERUNIK DI DUNIA












Paneldiatas hanyalah kutipan-kutipan berbagai karya arsitektur yang sementara beberapa konsep arsitektur ini tidak akan pernah menjadi kenyataan, yang lain sudah berlangsung atau dijadwalkan untuk memulai pembangunan segera.
Dari pertanian perkotaan yang gemerlap diilhami oleh capung sayap ke sebuah konsep yang mencakup dystopian rekayasa genetika, di sini adalah 12 desain yang luar biasa, mengintip ke dalam apa yang ada di masa depan.

1. Songjiang Hotel, Surga Dalam Danau
Ini fitur desain inovatif beratap hijau, energi panas bumi dan air daerah termasuk restoran dan kamar tamu.
Pertambangan memberikan pengaturan yang ideal untuk olahraga dan rekreasi termasuk kolam, olahraga air, panjat tebing dan bungee jumping.


2. Capung, sebuah metabolik Urban Farm untuk Pertanian
Dari Vincent Vallebaut, perancang dari konsep Lilypad,desain menakjubkan berkelanjutan yang bertujuan untuk memenuhi pangan, perumahan dan energi tantangan di masa depan.
The Dragonfly adalah sebuah konsep pertanian perkotaan untuk New York City's Roosevelt Island, model setelah sayap capung dan dirancang untuk memberikan segar, makanan lokal dalam suatu lingkungan perkotaan.


3. Origami Apartemen Indoor & Outdoor
Dengan membuat bangunan apartemen sepenuhnya vertikal, kita dapat meningkatkan livability kota tempat tinggal dan menyediakan taman hijau subur untuk setiap penghuni apartemen untuk menikmati.
The Origami oleh Kann Finch, yang dirancang untuk Meydan City di Dubai, setiap apartemen akan memberikan kualitas terbuka yang memperpanjang hidup internal, daerah balkon yang luas dengan dinding jendela yang menawan.
Sebuah gedung berpola padat / layar kaca memberi daya tarik visual bangunan dari luar dan memberikan keteduhan dan privasi bagi penduduk


4. Venus Project Tower
Dalam rangka bertahan hidup pemanasan global, meningkatnya populasi manusia dan tantangan lain di abad mendatang, beberapa percaya bahwa kita harus memulai dari awal dengan model baru peradaban manusia yang mengarahkan teknologi dan sumber daya kita ke arah positif, untuk manfaat yang maksimal dari manusia dan planet.
Venus Project adalah sebuah visi untuk sebuah peradaban dunia baru dan rancangan ulang seluruh budaya kita.
Edaran kota dengan built-in peternakan dan angkutan umum, bersama dengan kota-kota laut yang dapat menampung jutaan, hanya bagian dari kompleks ini dan visioner ide untuk mengajak kita "luar politik, kemiskinan dan perang


5. Tower Berputar, Dubai

ARSITEK MASJID ISTIQLAL ADALAH SEORANG KRISTIANI


Tahukah Anda bahwa Masjid Istiqlal yang berada di Ibukota Jakarta adalah Masjid terbesar di Asia Tenggara? Tahukah Anda bahwa Masjid Istiqlal berhadapan langsung dengan Gereja Katedral Jakarta? Dan tahukah Anda bahwa Masjid Istiqlal dibangun berdasarkan desain dari seorang arsitek beragama Kristen Protestan?

Mari, kita simak ulasan berikut ini.


Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.

Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapanganMedan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.


Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.
Nama masjid

Masjid Istiqlal merupakan masjid negara Indonesia, yaitu masjid yang mewakili umat muslim Indonesia. Karena menyandang status terhormat ini maka masjid ini harus dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan. Masjid ini dibangun sebagai ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan, terbebas dari cengkraman penjajah. Karena itulah masjid ini dinamakan “Istiqlal” yang dalam bahasa Arab berarti “Merdeka”.
Sejarah

Proyek pembangunan Masjid Istiqlal.

Setelah perang kemerdekaan Indonesia, mulai berkembang gagasan besar untuk mendirikan masjid nasional. Ide pembangunan masjid tercetus setelah empat tahun proklamasi kemerdekaan. Gagasan pembangunan masjid kenegaraan ini sejalan dengan tradisi bangsa Indonesia yang sejak zaman kerajaan purba pernah membangun bangunan monumental keagamaan yang melambangkan kejayaan negara. Misalnya pada zaman kerajaan Hindu-Buddha bangsa Indonesia telah berjaya membangun candi Borobudur dan Prambanan. Karena itulah di masa kemerdekaan Indonesia terbit gagasan membangun masjid agung yang megah dan pantas menyandang predikat sebagai masjid negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Perencanaan

Pada tahun 1950, KH. Wahid Hasyim yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama Republik Indonesia dan H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Deca Park, sebuah gedung pertemuan di jalan Merdeka Utara, tidak jauh dari Istana Merdeka. Pertemuan dipimpin oleh KH. Taufiqurrahman, yang membahas rencana pembangunan masjid. Gedung pertemuan yang bersebelahan dengan Istana Merdeka itu, kini tinggal sejarah. Deca Park dan beberapa gedung lainnya tergusur saat proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas) dimulai.

Masjid tersebut disepakati akan diberi nama Istiqlal. Secara harfiah, kata Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang berarti: kebebasan, lepas atau kemerdekaan, yang secara istilah menggambarkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bangsa.

Pada pertemuan di gedung Deca Park tersebut, secara mufakat disepakati H. Anwar Tjokroaminoto sebagai ketua Yayasan Masjid Istiqlal. Beliau juga ditunjuk secara mufakat sebagai ketua panitia pembangunan Masjid Istiqlal meskipun beliau terlambat hadir karena baru kembali ke tanah air setelah bertugas sebagai delegasi Indonesia ke Jepang membicarakan masalah pampasan perang saat itu.

Pada tahun 1953, Panita Pembangunan Masjid Istiqlal, melaporkan rencana pembangunan masjid itu kepada kepala negara. Presiden Soekarno menyambut baik rencana tersebut, bahkan akan membantu sepenuhnya pembangunan Masjid Istiqlal. Kemudian Yayasan Masjid Istiqlal disahkan dihadapan notaris Elisa Pondag pada tanggal 7 Desember 1954.

Presiden Soekarno mulai aktif dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal sejak beliau ditunjuk sebagai Ketua Dewan Juri dalam Sayembara maket Masjid Istiqlal yang diumumkan melalui surat kabar dan media lainnya pada tanggal 22 Februari 1955. Melalui pengumuman tersebut, para arsitek baik perorangan maupun kelembagaan diundang untuk turut serta dalam sayembara itu.

Terjadi perbedaan pendapat mengenai rencana lokasi pembangunan Masjid Istiqlal. Ir. H. Mohammad Hatta (Wakil Presiden RI) berpendapat bahwa lokasi yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl. Moh. Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia. Dengan pertimbangan lokasi tersebut berada di lingkungan masyarakat Muslim dan waktu itu belum ada bangunan di atasnya.

Sementara itu, Ir. Soekarno (Presiden RI saat) mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang di dalamnya terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid harus selalu berdekatan dengan kraton atau dekat dengan alun-alun, dan Taman Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun Ibu Kota Jakarta. Selain itu Soekarno juga menghendaki masjid negara Indonesia ini berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta untuk melambangkan semangat persaudaraan, persatuan dan toleransi beragama sesuai Pancasila.

Pendapat H. Moh. Hatta tersebut akan lebih hemat karena tidak akan mengeluarkan biaya untuk penggusuran bangunan-bangunan yang ada di atas dan di sekitar lokasi. Namun, setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina. Untuk memberi tempat bagi masjid ini, bekas benteng Belanda yaitu benteng Prins Frederick yang dibangun pada tahun 1837 dibongkar.[4]
Sayembara Rancang Bangunan Masjid

Dewan Juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal, terdiri dari para Arsitek dan Ulama terkenal. Susunan Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai ketua, dengan anggotanya Ir. Roeseno, Ir. Djuanda, Ir. Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H. Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin.

Sayembara berlangsung mulai tanggal 22 Februari 1955 sampai dengan 30 Mei 1955. Sambutan masyarakat sangat menggembirakan, tergambar dari banyaknya peminat hingga mencapai 30 peserta. Dari jumlah tersebut, terdapat 27 peserta yang menyerahkan sketsa dan maketnya, dan hanya 22 peserta yang memenuhi persyaratan lomba.

Setelah dewan juri menilai dan mengevaluasi, akhirnya ditetapkanlah 5 (lima) peserta sebagai nominator. Lima peserta tersebut adalah:
Pemenang Pertama: Fredrerich Silaban dengan disain bersandi Ketuhanan
Pemenang Kedua: R. Utoyo dengan disain bersandi Istighfar
Pemenang Ketiga: Hans Gronewegen dengan disain bersandi Salam
Pemenang Keempat: 5 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi Ilham
Pemenang Kelima: adalah 3 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi Khatulistiwa dan NV. Associatie dengan sandiLima Arab

Pada tanggal 5 Juli 1955, Dewan Juri menetapkan F. Silaban sebagai pemenang pertama. Penetapan tersebut dilakukan di Istana Merdeka, sekaligus menganugerahkan sebuah medali emas 75 gram dan uang Rp. 25.000. Pemenang kedua, ketiga, dan keempat diberikan hadiah. Dan seluruh peserta mendapat sertifikat penghargaan.