SEARCH

RUMAH SUMBER KEHIDUPAN


Judul awal yang sebenarnya ingin saya tuliskan adalah "KETIKA KAUM MUSLIMIN BERSATU".

Namun, judul itu terlampau ekstrim untuk dilanjutkan. Padahal bahasan yang akan saya utarakan hanyalah sesuatu yang sangat sederhana.


Domisili saya adalah sebuah perumahan "MEWAH" alias MEPET SAWAH, yang dikelilingi oleh fasilitas luxury layaknya hidup di apartemen pribadi, lengkap, asri, memenuhi standard kebutuhan hunian masa kini dan banyak lagi kelebihan-kelebihan yang tak dimiliki pemukiman lain..... "di kelasnya !!!!.



Tapi rupanya,..itu hanyalah tulisan di atas brosur pemasaran. Alias TEORI, BOHONG-BOHONGAN, mbuju'i, atau apa sajalah istilahnya.



IDEALNYA adalah Sarana pendidikan TK hingga SLTA, sarana ibadah, jaminan keamanan, kebutuhan air bersih, komunikasi, fasilitas olahraga, penghijauan dan setumpuk teori-teori pemukiman dan lingkungan yang "anak kecil juga tau"!!!!



FAKTANYA adalah, sarana pendidikan cari sendiri-sendiri, keamanan pamswakarsa, air bersih kelihatannya tapi kenyataannya "mungkin tidak", komunikasi lancar pake teriak, penghijauan kalo lagi jemur karpet hijau di halaman depan atao belakang dan sholat berjamaahnya kadang di bawah pohon, kadang di lapangan terbuka. Kalau yang saya sebutkan terakhir ini, kata developer itu lebih mendekati sunnah Rosul. Karena Rosul dulunya lebih banyak melakukan sholat di padang pasir ketimbang di lantai-lantai marmer yang mahal.



Stigma negatif itulah rupanya, yang ingin dilepaskan satu per satu oleh seluruh kaum muslimin di perumahan saya. Yang punya ember di rumah bawa ember, yang punya pacul bawa pacul, yang punya batu bata bawa batu bata, yang punya duit bawa duit kemudian ramai-ramai mereka berucap "ikrar",...mushollah di sini harus berdiri sebelum bulan Ramadhan tiba,....mari kita berdo'a bersama-sama,....Kata teman saya, tapi tidak cukup dengan do'a pak ustad,...ayo kita gali pondasinya dan kita tancapkan batu kalinya satu persatu,...baru kalau waktu dhuhur telah sampai kita sholatnya bergantian dan selesai sholat itulah kita berdo'a...Tapi jangan lupa ke sini lagi untuk melanjutkan kerja baktinya".



ALHAMDULILLAHI ROBBIL AALAMIIN



Maha Suci Alloh yang maha pengasih lagi maha penyayang.



Tak mengenal warga, bukan warga, tamu, sanak saudara, teman, sahabat, handai tolan, orang lewat,....semuanya mengulurkan tangan (tentunya tangannya ada isinya)...hingga pelan tapi pasti tibalah saatnya hari pertama bulan suci Ramadhan dan "ternyata" belum selesai juga minimal plesteran yang sekiranya bisa diduduki dengan sedikiti nyaman saat tasyahud.



Saya coba mengabadikan "detik-detik" kurang mengenakkan itu, karena semua lagi mengangkut tanah padahal tak semuanya tau bahwa semen yang mau dipakai belum tersedia. Subhanalloh !!!! Apa yang terjadi selanjutnya, Alloh mutlak pembolak balik hati setiap makhluk. Nyatanya ada seorang hamba yang bertanya : "Mas, kenapa tidak langsung di rabat ?"....Saya jawabnya polos,.."semennya belum ada pak!". "Belum datang ?, lanjutnya.. "Bukan belum datang pak, tapi memang belum beli karena uangnya habis"...Masya Alloh, kenapa sampeyan tidak bilang dari tadi..., kira butuh berapa ?

Saya jawab, "paling 6 zak juga kelar pak !"...Kalau begitu langsung mas, ambil langkah seribu sebelum saya habis kesabaran,...maksudnya langkah seribu, segera beli semen,..ayo cepetan....


Cerita ini saya tuliskan, tak lebih hanya bahwa "ketika kaum muslimin bersatu", segala sesuatu pasti ada solusinya.



























SKETSA MASJID SEDERHANA


SKETSA MASJID SEDERHANA - Tak banyak yang bisa saya lakukan dengan tekanan. Lahannya sangat terbatas itupun dengan simpang siurnya hasil kesepakatan antara pengembang dengan perwakilan warga, minimnya waktu, besarnya harapan masyarakat dengan berbagai konsep masjid kontemporer...yaahh minimalislah, modernlah, menterenglah dan sedemikian banyak harapan-harapan yang sekiranya bisa terwakilkan dengan pra design kali ini. Untuk diketahui, bahwa kali ini designnya benar-benar dengan OWNER sa'kampung---sa'perumahan---dengan latar belakang yang begitu heterogen. Hingga saat ini belum ada satu pun konsultan yang menyatakan siap mengawali rancangan ini.Sebagai bahasan awal pada rancangan Masjid kali ini sejatinya sangat sederhana.Pertama, masjid ini sedapat mungkin mampu menjadi pusat informasi, pusat komunikasi, pusat pendidikan dan intinya sebagai pusat da'wah dan ibadah.Kedua, iklim tropis di Sidoarjo khan tak jauh beda dengan Surabaya....panasnya, berisiknya, dan lain sebagainya hingga rancangan kali ini mengedepankan konsep bangunan "BERNAFAS".Ketiga, masyarakat sekeliling menurut data statistik yang dapat dipertanggungjawabkan, 5% profesinya informal, 5% PNS, 10% pegawai swasta, dan selebihnya adalah anggota TNI/POLRI aktif dan purna bhakti.




PRESENTASI PERTAMA

Sedikit menyerupai Balai RT/RW karena memang konsep awalnya begitu. Targetnya waktu itu adalah, Musollah yang sesekali waktu dapat digunakan oleh warga lain termasuk non muslim bila ingin menyelenggarakan acara seperti arisan, pertemuan warga dan lain-lain. Nampaknya gagasan ini cukup kontroversial, meskipun sebenarnya konsep terbuka pada rancangan kali ini begitu terasa. Musollah tanpa dinding, memungkinkan siapa saja untuk mampir di sana meskipun

mungkin hanya ingin tidur-tiduran. 

Nampaknya presentasi kali menemui jalan buntu alias 'deadlock'. Tak jadi masalah, namanya juga "design" sudah biasa dalam revolusi ' kata bung karno.








PRESENTASI KEDUA



Nah,....pada presentasi kali ini cukup unik. Uniknya karena ternyata lahannya menjadi tidak jelas dan panitia pengadaan lahannya pun banyak yang menghilang alias mengundurkan diri...mungkin karena tekanan atau faktor x lainnya. Ternyata ada satu hal yang luput dari pertimbangan saya waktu itu yakni rupanya warga sangat yakin bahwa stigma masjid yang kosong tanpa jamaah bakalan hilang dari muka bumi. Sehingga asumsinya jamaah akan berjubel, berdesak-desakan hingga bangunannya harus direncanakan bertingkat. Untuk yang kedua kalinya, mentah lagi padahal presentasi paling tidak cukup tiga kali saja. Lebih dari itu, kapabilitas perancang cukup dipertanyakan. Pastinya !!! silakan pertanyakan saja!




PRESENTASI KETIGA



Sederhana sebenarnya langkah yang saya lakukan ketika itu. Tanpa membubarkan audience, sulapan itupun akhirnya saya lakukan. Saya 'streching' bangunan itu menjadi dua lantai dan saya presentasikan ulang seolah-olah sudah saya siapkan sebelumnya. Padahal, masya Alloh sungguh ini di luar dugaan. Mayoritas peserta rapat respek dengan rancangan ini meskipun akhirnya saya tidak ikut mengetok palu karena saya lagi ada tamu dari Malang ketika itu. Perjuangan belum selesai kawan....Banyak betul keinginan orang yang harus saya akomodir. Ada usulan baru, harus ada menaranya.  Sebenarnya saya sempat berargumentasi, menara itu khan karena jaman dulu belum ada pembesar suara.



PRESENTASI KEEMPAT



Harapannya, banyak hal yang semestinya terexplore kali ini....Uppps....saya mau sholat Jum'at dulu. Penjelasannya belum selesai....tapi saya posting saja dulu biar gimana gituu!!!!





STADION ANTAR BENUA


Hari ini sengaja saya menggali dari berbagai sumber tentang profile "STADION" di beberapa belahan dunia. Tentu, bukan bermaksud banting setir berbicara tentang "SOCCER". Seandainya terlalu berat notebook anda browsing capture-capture itu, maka mungkin sajian ini bisa cukup membantu.











GOLDEN SECTION, PERSAMAAN GARIS SINGGUNG DAN UJIAN AKHIR NASIONAL


Banyak hal yang saya ingat ketika gambar ini saya tayangkan pertama kali. Pertama, materi try out ujian akhir nasional yang di pajang dua halaman penuh di koran-koran nasional belakangan ini. Kedua, pelajaran matematika SLTP yang dulu sangat membuat "suntuk" alias "tak berdaya" saat ulangan harian.... Dan yang Ketiga, materi "Golden Section" yang sudah umum diketahui saudara-saudaraku.

Mohon maaf, karena saya tidak bermaksud membahas ketiga hal itu apalagi mengulas habis judul entri ini. Terlalu tinggi, alias "terlalu rumit", dan pastinya anda justru lebih dalam pengetahuannya tentang itu.

Sesungguhnya sederhana saja yang ingin saya artikelkan pada kesempatan ini.

PERTAMA
Kalau anda seorang guru les matematika, pernahkah anda menjelaskan kepada anak-anak les private anda tentang "untuk apa" mereka memperlajari garis singgung ?

KEDUA
Kalau anda seorang mahasiswa arsitektur atau seni lukis mungkin, masih ingatkah anda dengan ungkapan "bebaskan garis anda mengalir kemana saja, tetapi setelah itu ukur hasil akhirnya". Maksud saya adalah se-"free" apapun goresan anda tetapi harus bisa diukur. Lebih jauh anda lebih mengetahuinya.

KETIGA
Kalau anda tidak termasuk di antara keduanya, maka silakan baca sajalah dengan seksama dan saya harap kita tidak berselisih paham tentang ini.


Gambar pertama tadi terlalu kecil untuk diurai secara bersamaan, makanya berikut ini saya "split" satu demi satu dan SILAKAN ANDA MENYIMPULKAN SENDIRI DAN SEMOGA BERMANFAAT !!!






















SKETSA KEHIDUPAN


Terlalu sering saya tampilkan model kubah di blog ini. Tetapi tak apalah, karena itu adalah cerminan "kegalauan" sketsa saya akhir-akhir ini. Pertama, karena di "jalan alternatif" yang setiap hari saya lewati terdapat sebuah Masjid Kubah besar yang merana "terbenam" oleh situasi yang tidak menguntungkan. Dan yang Kedua, karena model Kubah inilah yang sementara ini menjadi representasi "keinginan" komunitas saya untuk semakin dipertegas.



Terlanjur, yah....kayaknya istilah itu yang ingin saya gunakan sebagai pembelaan atas terbatasnya dan kekurangpercayadirian saya mem'presentasikan' goresan pena itu. Pesan saya sesungguhnya adalah Masjid yang di'idekan' dalam waktu dekat itu harus terbuka, dan hilang "kunci-kunci" penutup darinya. Siapa pun boleh duduk di sana, bahkan tidur-tiduran pun boleh. Tak akan ada lagi tulisan "DILARANG TIDUR-TIDURAN DI MASJID INI".



Lebih jauh lagi, tak boleh lagi terdapat tulisan "ANAK KECIL DI BAWAH 7 TAHUN TAK BOLEH MASUK KE MASJID INI".





Lebih mudahnya, saya kira "download" aja sketsa-sketsa yang saya selipkan "morat-marit ini" dan kita bahas nanti malam.....Ahhh...jangan buru-buru, kapan saja kalau sudah ada undangan. Okay bro !!!!

MENARA DI BALIK PUING-PUING

Anak-anakku sekalian, di sinilah..yahh..kira-kira sekitar sini waktu itu 5 abad yang lalu berdiri sebuah Masjid di sini. Kalau untuk ukuran saat itu, masjid itu tergolong besar dan kalau berkembang mungkin saat itu bisa lebih besar lagi. Persis di sebelahnya terdapat lembaga pendidikan Madrasah yang terbilang cukup berkembang dan kompetitif di levelnya.Masyarakat sekitarnya tergolong hidup dengan suasana damai dan cukup islami. Dari beberapa penelitian arkeolog menemukan bahwa terdapat hampir puluhan Musollah kecil di sekitar masjid itu yang kalau diperkirakan dalam radius 5 km.Penghidupan masyarakat di sana sangat heterogen, mulai dari petani, pedagang, pegawai, bahkan preman pun ada. Kalau anak-anakku pernah mendengar peristiwa "MARSINAH", maka di sinilah tempat itu.Tetapi kehidupan yang damai itu akhirnya luluh lantak akibat musibah "LUMPUR LAPINDO" yang kemudian memaksa mereka meninggalkan kampung halaman mereka.........Mungkin cerita di atas akan menjadi bahan cerita atau contoh kisah 5 abad yang akan datang sekiranya mereka menyimpan photo-photo ini.
Andaikan sudah teknologi yang mampu memindahkan masjid itu ke tempat lain, maka sungguh karya arsitektur masyarakat itu tak boleh dihancurkan begitu saja. Termasuk seluruh pemukiman mereka yang dengan kesederhanaannya telah membangun sebuah peradaban mini yang anggun, tertata dan tak bisa ditiru.

Atau andaikan ada seorang yang mendapatkan mu'jizat seperti Nabi Sulaiman yang mampu memindahkan istana Ratu Balkis, maka saya akan minta tolong kepada orang itu untuk mengangkat Masjid-masjid itu ke tempat lain yang lebih baik bersama seluruh pemukimannya.

Ingin sekali sebenarnya saya mengabadikan masjid dan musollah-musollah itu dengan capture-capture menarik untuk anda, nanti saya coba lagi.