SEARCH

RUMAH IDAMAN VERSI 2

Terjadi perubahan drastis setelah saya menerima peta lokasi yang menunjukkan ukuran lahan yang sebenarnya. Perlu diketahui bahwa meskipun pada “pre design sebelumnya tidak terdapat ukuran, tetapi dipastikan bahwa lebar keseluruhan bangunan persis 9 meter. Padahal, rumah ini tidak cocok untuk dirancang “kopel” atau lazimnya dikenal dempet-dempetan layaknya perumahan dengan lahan terbatas alias dibatasi. Okelah,…lupakan saja yang itu dan silakan kita lihat kembali yang satu ini !!!
Garasi yang awalnya saya tempatkan di sebelah timur, akhirnya harus mengalah berpindah ke sebelah barat dengan pertimbangan kecukupan “space”. Meskipun sebenarnya kurang begitu siiip dalam hal ini karena saya tahu kelas jalan di Pattiro kemungkinan akan berkembang menjadi jalan kabupaten. Kalau mengacu pada aturan sempadan pada umumnya, maka jarak dari tembok terluar ke garis pagar adalah ½ lebar jalan ditambah 1. Saya perkirakan lebar jalan di sana 8 meter, maka jarak pagar ke tembok terluar kita upayakan 4 + 1 atau kira-kira saja 5 meter..lah..!
Teras, saya pikir ukuran teras yang saya tentukan ini sangat fleksibel dengan keberadaan cikal bakal taman di depannya. Sederhananya begini, kalau ingin teras lebih luas maka kurangi saja taman depannya dan saya kira begitu sebaliknya. Taman ini, sebaiknya dirancang belakangan saja supaya energy kita lebih terfokus kepada inti permasalahan.
Ruang Tamu, sengaja kita berikan perlindungan pada dinding sebelah baratnya tak lain hanyalah untuk menghindari “view” langsung ke pintu makam. Tak bisa dipungkiri, faktor ini tetap harus diperhitungkan.
Ruang Kerja/Perpustakaan, special saya tempatkan di depan dengan berbagai pertimbangan. Pertama, ruang ini bisa menjadi ruang public sewaktu-waktu misalnya les, kursus dan semacamnya. Atau tempat usaha lain seperti photografi atau apapun saja.
Ruang tidur utama, kita tempatkan di bagian terdepan semata-mata hanya dengan filosofi bahwa kepala keluarga berada di sana dan siapa pun yang keluar masuk rumah itu harus atas sepengetahuannya. Termasuk anak yang hendak keluar rumah, dengan sendirinya akan ketahuan. Nah…yang jadi masalah Kamar mandinya. Silakan tentukan sendiri, bisa mengikuti pintu yang saya tentukan atau pindahkan pintunya ke Kamar tidur utama…Terserah yang punya rumah.
Ruang tidur ada 2, yang satu berada persis di depan kamar tidur utama dan satunya lagi berada di depan Ruang Makan.
Ruang Makan, mudah-mudahan ini tidak terlalu berlebihan. Karena kita adalah keluarga besar, maka saya sarankan untuk memperluas ruang makan ataupun ruang keluarga. Bahkan karena ingin benar-benar membuat kesan luas tersebut, makanya dapur tetap dengan konsep “open”.
Ruang cuci, Kamar mandi belakang, dan sumur….Meskipun di sana sudah ada PDAM, tapi sumur tetap pasti dibutuhkan. Nah,…tempat jemuran,..sisa lahan 1 meter di samping kiri kanannya adalah tempat yang refresentatif untuk itu,..Kalo untuk iklim perumahan sebenarnya sudah tidak cocok menjemur kayak itu. Tetapi dalam hal ini silakan dipertimbangkan.

Singkat saja,,….mengenai atap…..bolak balik saya rombak denah ini karena pertimbangan atap. Ada kecenderungan, jika kita mengirit rencana atap sebagaimana model atap gambar sebelumnya maka sirkulasi udara harus kita carikan solusi ekstra. Sebaliknya dengan sedikit membuat dua trap atap, peluang sirkulasi cahaya maupun udara ke dalam rumah melalui ruang keluarga sangat terbuka lebar. Tergantung jenis jendela yang kita gunakan saja nanti penentunya.
Coba bandingkan model atap dua alternative di atas. Kalo saya memilih yang kanan, makanya design yg kanan itu yang saya lanjutkan. Tetapi jangan kuatir semuanya terserah tuan rumahnya..ha..ha..ha..
Oh.ya..hampir lupa, persis di atas kamar mandi belakang dan sumur,…atapnya saya usulkan bikinkan dag beton (atap plat beton). Untuk ke depannya, bisa difungsikan sebagai tempat tangki air (tandon) dan bahkan bisa dipastikan kalau situasi mendesak, dari sebelah kiri akan muncul tangga darurat untuk membuat atap plat itu menjadi tempat jemuran.
Saya harap, ukuran yang ada di denah sudah cukup untuk dijadikan pertimbangan. Sekiranya setelah gambar 3 dimensinya bisa dirampungkan, maka akan saya kirimkan file aslinya supaya bisa diputar-putar di layar monitor. Harapannya, saat proses pembangunannya nanti,….setiap tukang mengalami kesulitan maka buka saja file 3 dimensinya dan kesulitan itupun bisa dipecahkan tanpa gambar kerja yang terlalu rumit sebagaimana lazimnya…Bagaimana okay brur ??

Wassalam
Mappisara Tahuddin



































RUMAH IDAMAN

Tak banyak yang bisa dilakukan seorang perancang, ketika kliennya menunjuk rumah yang itu sebagai referensi design rumahnya, pagar yang di majalah itu yang dia inginkan, atap yang di seberang jalan itu yang dia mau. Atau misalkan fasade yang seperti rumahnya pak anu itu juga bagus kalau diadobsi ke design rumahnya.


Rupanya, fenomena itu tak saya dapatkan ketika memulai goresan ini. Ownernya begitu terbuka, bahkan berani mengemukakan bahwa seandainya boleh diusulkan rumahnya dirancang sebagai rumah tumbuh juga beliau tidak keberatan. Hanya saja konsep minimalis yang beberapa dekade terakhir sedang tren, ingin juga beliau ambil sebagai base concept'nya.