SEARCH

DESAIN RUMAH "SEKSI" 1


Judul entri kali ini kayaknya lebih baik saya buat berserie. Alasannya adalah pertama, edisi ini adalah satu diantara topik yang belakangan begitu ditunggu-tunggu sahabat 'sketsa'. Padahal arsip-arsip 'sketsa' mesti melewati editing sana sini demi kenyamanan para sahabat sketsa. Alasan kedua adalah karena topik ini benar-benar "seksi". Seksi karena tampil vulgar 'buka-bukaan' dan sekaligus siap menerima "request" memamerkan "privacy"nya khusus buat sahabat 'sketsa'.






 


INILAH AKIBATNYA JIKA ANDA BELAJAR MERANCANG RUMAH SENDIRI

Tidak sedikit dari para pembaca blog ini yang mencibir sekaligus meragukan optimisme yang berusaha saya bangun bersama saudara-saudaraku yang lain....yahhhh,... Betapa tidak, karena ternyata melalui media inilah sebagian kawan yang sebelumnya tak pernah berpikir bahkan meskipun hanya berkhayal bisa mendesain rumahnya sendiri layaknya arsitek profesional....dan kini mereka sudah 'pede' membuka dialog dengan siapa saja yang ingin maju.

Hasilnya ?.... karya-karya itu akan saya buka satu per satu... 

Semboyan kami masih tetap :

"............banyak yang lebih mampu tetapi hanya "kami" yang mau melakukannya................."























BELAJAR MERANCANG RUMAH SEDERHANA 2


Pada entri terdahulu yang berjudul : "BELAJAR MERANCANG RUMAH SEDERHANA 1", rupanya banyak sekali menjadi materi bacaan pemirsa. Banyak yang mengajukan pertanyaan melalui E-mail dan tak sedikit yang mengirimkan saran dan kritik.

Terima kasih buat semuanya yang telah memberikan attensinya kepada materi bermanfaat ini.

Kali ini buat menjawab sekaligus merespons saran dan kritikan saudaraku tercinta maka berikut sebagian trik yang dapat menjadi pelengkap entri serupa sebelumnya.

PERTAMA
Identifikasi FUNGSI RUMAH TINGGAL yang akan anda rancang. Maksudnya begini, jika profesi anda adalah seorang profesional yang tak membawa pekerjaan ke rumah maka fungsi rumah anda adalah rumah tinggal biasa. Tetapi jika anda misalnya seorang dokter, pengacara, notaris, arsitek, guru, konsultan, psikiater ataupun berbagai profesi lainnya, maka identifikasi fungsi rumah yang akan anda desain adalah "Rumah Dokter", "Rumah Lawyer", "Rumah Notaris", "Rumah Arsitek" dan lain-lain.

KEDUA
Tuliskanlah semua PENGHUNI rumah yang akan menempati rumah hasil rancangan anda. Misalnya, Suami, istri, anak laki-laki kelas 3 SMU, anak perempuan kelas 3 SMP, anak perempuan kelas 5 SD, kakek, nenek, pembantu, sopir dan begitu seterusnya. Pasti anda bertanya : "buat apa dituliskan penghuninya?"... Sederhananya begini, sangatlah tidak mungkin semua penghuni akan dikumpulkan tidur (istirahat) di ruang tamu.

KETIGA
Identifikasi semua AKTIFITAS PENGHUNI selama berada di dalam rumah. Misalnya, tidur, mandi, makan, nonton, baca koran, bermain, cuci mobil, cuci motor, beribadah dan lain sebagainya.

KEEMPAT
Wadahi semua aktifitas penghuni masing-masing dengan ruangan. Maksudnya adalah aktifitasnya penghuni yang telah dituliskan one by one tadi akan membutuhkan ruangan, kamar atau space yang diperhitungkan. Pada tahapan ini biasanya disebut "KEBUTUHAN RUANG".

KELIMA
Setelah masing-masing penghuni sudah di"hadiahi" ruang-ruang, maka pada tahapan berikutnya adalah menyederhanakan kebutuhan ruang tadi agar lebih efektif dan fungsional. Misalnya, asumsi paling sederhana adalah setiap penghuni pada jam-jam tertentu ingin nonton TV maka ruang nonton TVnya dijadikan satu (buat kebersamaan keluarga) dengan membuat RUANG NONTON atau RUANG KELUARGA.....misalnya suami dan istri butuh tidur, maka kamar tidurnya cukup satu kamar buat mereka berdua dengan menciptakan RUANG TIDUR UTAMA......begitu seterusnya.

KEENAM
Anggap saja di dalam kertas anda sudah tertuliskan banyak ruang, kamar dll. Maka berikutnya adalah menciutkan kamar-kamar itu menjadi setidaknya empat kategori utama. Tahapan ini biasa disebut ZONIFIKASI atau PENZONINGAN. Adapun empat zona itu adalah :
1. Zona Publik
2. Zona Semi Publik
3. Zona Private
4. Zona Service

Zona Publik adalah zona dimana ruang-ruang ditempatkan sebagai area umum alias bisa dimasuki siapa pun baik itu penghuni rumah maupun tamu. Karena ke-umum-annya itulah sehingga area ini biasanya berada di zona terdepan rumah tinggal. Contoh ruang di zona publik antara lain : taman, garasi, teras depan, ruang tamu dan lain-lain.

Zona Semi publik adalah area dimana ruangan itu bisa dimasuki siapa pun termasuk tamu tetapi atas ijin pemilik rumah. Misalnya ruang keluarga, ruang nonton, serambi, ruang sholat dan lain-lain.

Zona Private adalah area yang diperuntukkan hanya untuk pemilik kamar yang tidak boleh dimasuki oleh orang yang bukan pemilik atau penghuninya. Misalnya kamar tidur, ruang belajar, ruang baca dan lain-lain.

Zona Service adalah area yang peruntukannya sebagai fasilitas penunjang aktifitas penghuni. Misalnya Kamar mandi/WC, dapur, ruang makan dan lain-lain.

KETUJUH
Fase ini adalah fase yang paling krusial dan perlu mendapatkan penanganan lebih teliti yaitu menganalisa HUBUNGAN RUANG. Ada beberapa metode yang bisa dilakukan baik yang sederhana ataupun yang sedikit lebih rumit (pada entri berikutnya akan kita ulas lebih dalam lagi). Yang ingin saya kemukakan adalah yang sederhana-sederhana saja yakni membuat kategori hubungan ruang. Contohnya begini : hampir semua ruangan (kamar) ingin selalu berhubungan dengan ruang keluarga. Artinya adalah ruang keluarga bisa menjadi satu-satunya atau satu diantara penghubung semua ruangan dalam rumah.

KEDELAPAN
Gambarkan hasil hubungan ruang kedalam bentuk sketsa. .....Ups,..jangan kuatir. Sketsa anda adalah sketsa anda sendiri dan tak seorang pun bisa menggugatnya...Khan toh desain ini adalah desain rumah anda sendiri?....




KESEMBILAN
Ubahlah menjadi gambar denah sebagaimana pernah kita bahas sebelumnya di "BELAJAR MERANCANG RUMAH SEDERHANA 1"....


SELAMAT MENCOBA !!!!!


RUMAH TROPIS

Artikel terpopuler belakangan ini adalah jika kita mengangkat topik minimalis, modern. Atau jika bukan itu, maka berbalik arah ke tema-tema etnik, klasik sering jadi "trending topic" kawan-kawan "panrita balla".

Walaupun begitu, tak ada salahnya kalau kali ini saya hendak membahas topik lain yang sudah jarang di bahas lagi alias ketinggalan jaman. "RUMAH TROPIS".....rumah saya, rumah kita semua yang berdomisili di negara tropis seperti Indonesia. Supaya pemahaman dasar kita seragam tentang rumah tropis, maka sederhananya begini.....rumah tropis yang saya maksudkan adalah rumah yang dibangun di wilayah (negara) yang musimnya hanya dua yakni musim hujan dan musim kemarau (panas).

Episode ini kita memulai dengan sebuah sajian yang terbilang berani







ARSITEKTUR RUMAH TORAJA

Sebenarnya saya tidak menguasai topik ini, tetapi tak ada salahnya mengajak anda semua menengok arsitektur ini. Semoga menginspirasi !!!



Tana Toraja di Sulawesi Selatan telah dikenal dunia seperti orang mengetahui Bali yang lebih ternama ketimbang negara Indonesia. Atmosfer kultural di Tana Toraja - tempat pemukiman suku Toraja-yang kuat membuat wisatawan menikmati sensasi dan pesona berbeda. Kita akan menemukan banyaknya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Tana Toraja, tetapi mayoritas berpenampilan lebih serius dan intelektual. Toraja ternyata sangat menarik bagi peneliti dan antropolog dari dalam dan luar negeri untuk dijadikan bahan tesis atau disertasi mereka.

LIVING CULTURE.
Harus disadari bahwa Tana Totara memiliki potensi dan peluang besar untuk eco-tourism, sebuah wacana wisata yang lebih mengutamakan pelestarian alam dan budaya. Salah satu aspek pesona sangat menraik adalah arsitektur Toraja yang menawarkan banyak keragaman teknik dan nilai artistik tinggi.

Kehidupan suku dalam bahasa bugis disebut "To Riaja"-orang yang hidup di negeri atas atau pengunungan-ini memang memiliki tradisi dan ikatan kosmologi yang kuat dari kelahiran, kehidupan dan kematian. Semua dirayakan dan diperingati dengan berbagai peristiwa adat. Eksistensi budaya dan tradisi ini masih tetap lestrai dalam kesatuan yang tidak terpisahkan antara kehidupan sehari-hari, upcara ritual dan arsitektur bangunan rumah suku Toraja.

ORNAMENT
Segala kegiatan, ritual, dan benda-benda yang hadir selalu punya makna mendalam lebih dari hanya sekedar fungsional. Kedalaman ikatan emosi dan filosofi begitu kental hadir dalam tradisi yang ada. Seperti rumah tinggal mereka yang disebut tongkonan dari kata "Tongkon" berarti duduk bersama-sama. Eksistensi tongkonan hingga kini layak kita hargai sebagai keteguhan memegang adat, tradisi dan kearifan lokal yang begitu berharga.

Bangunan yang memiliki tata letak berorientasi utara-selatan dengan pintu utama di utara ini mengambil filosofi "perahu yang mengarungi lautan luas kehidupan". Dengan konstruksi "knock down" yang sangat rumit dan cerdas, tongkonan dirancang sebagai rumah panggung dari kayu-kolong di bawah diapaki sebagai kandang kerbau-dan konstruksi tahan gempa. Arah orientasi bangunan yang memiliki makna ini secara garis besar menggambarkan keseimbangan. Makna dan filosofi arah bangunan ini kemudian disimbolkan melalui ukiran-ukiran kayu dan ornamen yang menghiasi seluruh rumah.

Seperti elemen tanduk kerbau yang menggambarkan status sosial dan berhubungan juga dengan fase kematian dalam hidup. Selain itu terdapat ukiran kayu yang selalu menyimbolkan kebaikan dengan menggunakan empat warna dasar hitam (kematian), kuning (anugerah dan kekuasaan ilahi), putih (suci) dan merah (kehidupan manusia). Keempat warna ini juga merepresentasikan kepercayaan asli suku Toraja yaitu aluk to dolo.

Ukiran yang menjadi ornamen tongkonan ini kemudian tidak hanya menjadi representasi tingginya nilai seni, artistik dan manifesto budaya terutama sosial dan religi. Dengan mengambil inspirasi dari alam, motif ukiran merupakan abstraksi dan geometris dari binatang dan tumbuhan dalam tatanan yang berulang. Di sinilah ornamen tidak hanya artistik secara visual, tetapi maknanya membentuk cerita, do'a dan apresiasi pemilik terhadap kehidupan.

Ornamen akhirnya hanya sebuah bagian kecil dari pesona arsitektur Toraja dari living culture yang masih terjaga. Keseimbangan hidup yang dielaborasi dalam simetris, keterikatan dan berorientasi seharusnya bisa terus digali untuk menginspirasi perkembangan arsitektur masa kini.

CONSERVE
Saat ini modernisasi semakin lama merambah dalam keseharian masyarakat Toraja dan sedikit demi sedikit mengubah pola pikir masyarakat tradisional menjadi modern, serba praktis dan terbuka terhadap seni budaya dari luar. Sayangnya banyak pemahaman salah kaprah dalam mewujudkan modernisasi, seperti perubahan material atap rumah tongkonan dan persilangan antara rumah panggung tradisional dengan landed house. Saat ini banyak ditemui rumah modern beratap seng yang kemudian menghasilkan generasi arsitektur Toraja yang semakin kehilangan identitas. Semakin mendekati pusat kota rumah tradisional Toraja sedikit demi sedikit mulai kehilangan jiwanya, sementara jauh dari pusat kota semakin banyak ditemukan bangunan yang masih menjaga nilai dan jiwa arsitektur Toraja sebagai living culture yang terjaga keasliannya.