TEMPO.CO , Jakarta--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengumumkan, hujan lebat dan sangat lebat berpotensi berlanjut hari ini, Jumat 18 Januari 2013 hingga lusa. Sama seperti yang sudah terjadi sejak awal bulan ini, hujan merata se Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang.
Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto pernah menjelaskan kalau level tanah di Jakarta sebenarnya sudah jenuh oleh hujan lebat 2-3 jam yang rajin datang sejak awal bulan. "Kalau tanah sudah jenuh, hujan berapa jam pun akan menimbulkan genangan," katanya Selasa lalu.
Tanah yang sudah jenuh itu masih harus 'menanggung' air dari luapan sungai di banyak tempat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kemampuan Kali Ciliwung hilir, Angke, Pesanggrahan dan Krukut bahkan hanya mampu mengalirkan kurang dari 30% banjir yang ada. »Tidak heran jika selalu banjir,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Fungsi sungai mandul karena penyempitan dan pendangkalan itu diperparah dengan kondisi di hulu yang juga sudah rusak. Air hujan yang jatuh di sana tak banyak lagi yang bisa terserap ke dalam tanah. Mereka banyak tergelontor ke dalam sungai-sungai yang bermuara ke ibu kota.
Profil aktual dari kawasan Puncak, Bogor, ini diungkap Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Institut Pertanian Bogor yang menyebutkan bahwa laju pembangunan yang tak terkendali menyebabkan hilangnya fungsi resapan air di kawasan Puncak. »Kehilangan fungsi resapan hingga 50 persen dibandingkan kondisi 15 tahun lalu,” kata Kepala Pusat Studi Bencana IPB, Profesor Euis Sunarti.
Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung, Een Irawan, juga menyatakan kalau kondisi Daerah Aliran Sungai Ciliwung semakin parah dari tahun ke tahun. Gejalanya, menurut dia, dapat dilihat secara kasat mata yakni ketika debit meninggi dan sungai meluap: airnya coklat gelap.
Itu, kata Een, pertanda material tanah ikut terbawa aliran. "Ketika turun hujan di Puncak, debit Ciliwung pasti naik sehingga menyebabkan banjir di Jakarta."
Diluar tiga faktor penyebab itu, banjir di sebagian wilayah di Jakarta juga dituding disebabkan oleh penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo menyatakan ini ketika menjelaskan mengapa ruas Jalan Daan Mogot dan sebagian titik di Jakarta Barat bisa ikut terendam.
Penurunan tanah yang mencapai 10 sentimeter per tahun jelas mampu menciptakan cekungan. »Ini banyak di Jakarta Barat dan Jakarta Utara,” katanya.
Faktor penyebab banjir besar di Jakarta ini bisa bertambah jika memperhitungkan laut yang juga mulai pasang pertengahan bulan ini. Atau, ruang terbuka hijau di Jakarta yang selama ini mendapat kritik karena tak sampai memenuhi syarat minimal, yakni 30 persen dari luas wilayah. Taman-taman dan daerah resapan air di Jakarta sejauh ini hanya menghimpun tak sampai 10 persen luas ibu kota.
TEMPO.CO, Jakarta - Jika Smart Tunnel, terowongan pengendali banjir, milik Malaysia memiliki dua fungsi, lain halnya dengan terowongan multiguna atau multipurpose deep tunnel yang akan dikerjakan Pemerintah Jakarta. "Ini milik Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Kota Jakarta, Jumat, 4 Januari 2013.
Jokowi menegaskan, deep tunnel Jakarta tidak persis dengan yang ada di Malaysia. Dua fungsi di Smart Tunnel milik Malaysia adalah pengendali banjir dan sebagai jalan tol. Sementara deep tunnel yang akan dibuat di Jakarta memiliki lima fungsi. Selain dua fungsi tadi, ditambah sebagai saluran air limbah kota, tempat pengaliran air bawah tanah, dan jaringan utilitas kota. "Utilitas dan listrik bisa masuk, tapi sewa," katanya.
Hanya, kata Jokowi, nanti kemungkinan akan menggunakan mesin bor yang sama. Ada tiga negara yang menyediakan mesin bor untuk deep tunnel, yaitu Jerman, Cina, dan Korea. "Yang lebih bagus Jerman itu. Tetapi menggunakan yang mana, kami enggak ngerti. Itu terserah investor," ujar Jokowi .
Smart Tunnel Malaysia yang rampung pada 2007 lalu akhir-akhir ini tidak bisa menampung air ketika hujan. Ada tiga jalan di Kuala Lumpur, yakni Jalan Tun Razak, Jalan Semarak, dan Kampung Baru, yang kembali mengalami banjir.
Meski teknologi deep tunnel dianggap gagal menampung banjir, Jokowi tidak ingin mundur dalam membuat proyek ini. Menurut dia, serapan air tanah semakin lama saling mengejar. Karena permukaan tanah semakin lama banyak tertutup semen sehingga tidak ada resapan air ke bawah tanah.
Jika dibiarkan, titik banjir di Jakarta malah bisa bertambah. Selain mengerjakan proyek yang konvensional seperti pengerukan kali dan normalisasi sungai, Jakarta memerlukan suatu proyek gebrakan untuk mencegah banjir kembali datang. "Kalau konvesional saja, banjir sudah berpuluh-puluh tahun tho. Sampai kapan juga enggak akan rampung-rampung kalau hanya konvensional," kata Jokowi.
TEMPO.CO , Jakarta - Peneliti sekaligus penggagas Multi-Purpose Deep Tunnel (MPDT), Firdaus Ali menyebut konsep gorong-gorong yang akan diterapkan di Jakarta adalah terobosan. »Ini yang MPDT pertama di dunia yang punya lima fungsi. Kita menerapkan ini berarti lompatan 100 langkah ke depan dibanding negara-negara lain,” ujar Firdaus, Ahad 13 Januari 2013.
Konsep MPDT Jakarta mengadopsi terowongan dari lima negara yaitu Amerika Serikat, Hongkong, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Rata-rata di negara-negara itu terowongan bawah tanah hanya satu fungsi. Di Amerika Serikat, Firdaus merujuk pada terowongan yang dibuat di Boston, Massachusets untuk tol bawah tanah. Lalu di Chicago, Illinois untuk kendali banjir; dan Milwaukee, Wisconsin terowongan untuk pengendali limbah.
Di Hongkong dan Singapura, terowongan juga berfungsi sebagai pengendali limbah saja. Pun di Tokyo, Jepang, terowongan bawah tanah berfungsi tunggal untuk pengendali banjir. »Hanya di Malaysia fungsinya dua, untuk jalan tol sekaligus pengendali banjir.”
Layaknya mengumpulkan potongan puzzle, Firdaus merangkai konsep terowongan-terowongan itu menjadi satu. Dia menjelaskan, depp tunnel yang bakal dibangun nanti memborong lima fungsi sekaligus: mengatasi kemacetan, banjir, limbah, menyuplai air baku, dan saluran pipa utilitas (ulitity pipe) untuk serat optik maupun kabel listrik. Inilah hasil kajian dia nyaris sepanjang karir akademiknya, 1992 hingga sekarang.
Negara-negara luar tidak bisa memiliki deep tunnel seperti Jakarta. Karena, mereka tidak punya lima masalah pelik yang harus diatasi sekaligus seperti kota ini. "Mereka buat di sana untuk apa? mereka tidak punya lima masalah seperti Jakarta." Keunikan konsep MPDT membuat Firdaus diundang ke Shanghai, China untuk presentasi pada 7 Maret nanti.
No comments:
Post a Comment