Ada sekelumit dialog yang cukup unik. Seorang pedagang asongan di sela-sela hiruk pikuknya terminal siang itu, mengajak kawannya sedikit bersantai dengan menceburkan diri ke Kali Brantas. Tetapi alangkah kecewanya ketika temannya itu yang tak lain adalah seorang pemulung menolak dengan alasan "tidak bisa berenang".
"Kamu ini orang aneh, masak rumahmu di atas bantaran kali koq malah kamu tidak bisa berenang".
"Emangnya kalau rumah di atas bantaran kali, trus mutlak kita harus bisa renang ?".
"Ya, iyalah", jawab si pedagang asongan.
"Tapi begini, orang tua saya memilih tinggal di atas bantaran kali bukan karena ingin anak-anaknya pandai berenang. Tetapi karena tidak ada lagi tempat lain".
"Oohhhh".
Itu hanya sebuah cerita,..prolog dari apa yang ingin saya tuliskan.
Ada sebuah iklan produk di Televisi yang mengklaim bahwa 75% dari tubuh manusia adalah air. Ahh, masak iya..tentu bukan bidang saya untuk mencari kebenarannya. Yang penting percaya sajalah. Air kalau keluar dari kran air bersih kemudian di masak dan di aduk bersama gula, kopi & susu maka tentulah akan menjadi segelas Kopi susu dan so pasti bisa di minum. Air yang keluar dari mata air pegunungan tentu kita bersepakat bahwa untuk sementara hanya bisa dipakai untuk membersihkan badan dan sejenisnya.
Tetapi kalau air yang dari mata air pegunungan plus "alias ditambah" dengan air yang jatuh dari langit "alias air hujan", maka air itu akan mencari jalannya sendiri, menurut kehendaknya, sesuai dengan apa yang telah digariskan "oleh takdir-NYA" kepadanya. Kalau anda manfaatkan sebaik-baiknya, maka air akan menjadi bahagian dari alam yang sangat bersahabat. Karena air dapat anda antarkan ke dapur anda, bisa diselipkan diantara "relung-relung hati" rumah anda,
atau bahkan bisa menjadi media lain. Tergantung seperti apa anda memperlakukan air sebagai sumber kehidupan.