SEARCH

MERANCANG HUNIAN DI LAHAN BERKONTUR






Mengolah lahan berkontur menjadi tantangan tersendiri dalam mendesain hunian. Jika tepat penataannya, estetika bentuknya akan terlihat menarik.

Tanah berkontur atau tidak rata sering kita temui di wilayah perbukitan dan pegunungan. Bagi sebagian orang, kondisi tersebut selain sulit pengolahaannya, konstruksi strukturnya haruslah super ekstra. Sisi lainnya, lahan berkontur juga memiliki nilai positif yang dapat menjadi inspirasi tersendiri. Hunian yang dibangun di atas tanah berkontur akan sangat kaya kreasi ruang, jika penataannya tepat.

Mengingat pemanfaatan lahan di tanah berkontur menciptakan ruang yang dapat tersembunyi di antara ruang lainnya.??Misalnya rumah tinggal berlantai tiga, akan terlihat hanya satu lantai dari sisi berbeda. Sedangkan dari sisi samping, akan terlihat hanya dua lantai karena satu lantai lainnya berfungsi seperti basement atau lantai bawah tanah. Padahal, basement ini memanfaatkan tanah yang cekung dari permukaan.

Hunian di atas tanah tidak rata juga memiliki keunikan dibandingkan dengan rumah berlantai satu (tanpa lantai atas), yang berada di atas tanah tidak berkontur. Rumah berlantai satu memang tidak meletihkan karena tidak ada tangga yang setiap saat akan mengantarkan tubuh kita dari lantai satu ke lantai yang lain. Keunikan lain yang tidak di dapat lahan datar adalah pemandangannya. Pada lahan ini muka bangunan akan dapat terbentuk menjadi dua sisi.

View yang dihasilkan pun jauh lebih menarik. Lalu langkah apa yang dapat mengawali saat mendesain hunian di lahan berkontur? Untuk menghasilkan desain hunian yang baik dari segi konstruksi, langkah pertama yang harus diketahui adalah kepadatan tanahnya. Siapkan pena dan kertas untuk sekedar corat coret untuk mengetahui letak ruangan unik yang anda inginkan. Kembangkan kreatifitas dan keunikan untuk rumah impian anda.

Memilih lahan berkontur untuk rumah tinggal, kita juga harus teliti mengetahui kedalaman kontur tersebut. Hal ini untuk menghindari lantai bangunan yang tidak rata. Kondisi lahan seperti ini juga akan mempengaruhi banyak aspek mulai dari pembagian ruang, akses dan jalur sirkulasi, bentuk massa dan atap, struktur sampai biaya konstruksi pembangunan.


Namun perbedaan ketinggian tanah ini ternyata dapat menjadi nilai lebih terhadap lokasi hunian apabila karakteristik topografi tanah menjadi bagian dari desain bangunannya sehingga menjadi ciri khas hunian. Dalam hal ini ada beberapa solusi yang dapat diterapkan : Cara paling mudah adalah meratakan lahan dengan jalan mengeruk tanah yang tinggi dan menimbun bagian lahan yang rendah (cut and fill).





Tahap selanjutnya berlangsung sebagaimana proses membangun rumah di lahan yang rata Alternatif lain adalah sengaja mengatur ketinggian tanah yang tidak sama rata di semua bagian lahan. Beberapa bagian dari lahan dapat ditata menjadi susunan lantai terasering atau split level yang cukup luas sehingga dapat menampung beberapa ruangan. Desain ini menuntut perhatian ekstra terhadap hubungan antar lantai dan jalur sirkulasi yang akan mengambil luas lahan cukup banyak.


Pilihan paling ekstrem adalah membangun rumah panggung yang tidak mengubah keadaan topografi tanah. Rancangan rumah seperti ini memerlukan perhitungan konstruksi dan bahan bangunan yang khusus. Apapun solusi bangunan yang diterapkan, hendaknya ruang-ruang berfungsi sejenis dalam satu bidang lantai dikelompokkan. Contohnya ruang tamu dengan ruang keluarga, ruang makan dengan pantry dan kamar tidur yang sejajarkan.


Perhitungkan posisi akses utama dan jalan samping rumah yang paling mudah dicapai dan langsung dikenali dari arah depan lahan. Desain jalan dan pintu masuk sebaiknya dibuat menarik. Desain pula alur sirkulasi penghuni dalam bangunan yang paling efisien, sehingga tidak membingungkan dan tidak membuat lelah penghuninya. Jika langkah-langkah di atas dapat diterapkan dan dikembangkan baik. Hunian di lahan berkontur akan terbentuk menarik.